Saturday, July 8, 2017

Sebuah Kisah, Jangan Menilai Sembarang Orang Semau Kita

Subhanallah....... menangis rasanya hati membaca kisah ini.
Tidak Ada Orang yang Tidak Memiliki Kompetensi.
Cobalah melihat lebih jauh.....

(Dari kisah nyata seorang guru.)

------

Di suatu madrasah ibtidaiyah, ada seorang guru yang selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan  sungguh-sungguh membuat suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya.

Ketika guru itu menjadi wali kelas 5, seorang anak–salah satu murid di kelasnya– selalu berpakaian kotor dan acak-acakan. Anak ini malas, sering terlambat dan selalu mengantuk di kelas. Ketika semua murid yang lain mengacungkan tangan untuk menjawab kuis atau mengeluarkan pendapat, anak ini tak pernah sekalipun mengacungkan tangannya.

Guru itu mencoba berusaha, tapi ternyata tak pernah bisa menyukai anak ini. Dan entah sejak kapan, guru itu pun menjadi benci dan antipati terhadap anak ini. Di raport tengah semester, guru itu pun menulis apa adanya mengenai keburukan anak ini.

Suatu hari, tanpa disengaja, guru itu melihat catatan raport anak ini pada saat kelas 1. Di sana tertulis: “Ceria, menyukai teman-temannya, ramah, bisa mengikuti pelajaran dengan baik, masa depannya penuh harapan,”

“..Ini pasti salah, ini pasti catatan raport anak lain….,” pikir guru itu sambil melanjutkan melihat catatan berikutnya raport anak ini.

Di catatan raport kelas 2 tertulis, “Kadang-kadang terlambat karena harus merawat ibunya yang sakit-sakitan,”

Di kelas 3 semester awal, “Sakit ibunya nampaknya semakin parah, mungkin terlalu letih merawat, jadi sering mengantuk di kelas,”

Di kelas 3 semester akhir, “Ibunya meninggal, anak ini sangat sedih terpukul dan kehilangan harapan,”

Di catatan raport kelas 4 tertulis, “Ayahnya seperti kehilangan semangat hidup, kadang-kadang melakukan tindakan kekerasan kepada anak ini,”

Terhentak guru itu oleh rasa pilu yang tiba-tiba menyesakkan dada. Dan tanpa disadari diapun meneteskan air mata, dia mencap memberi label anak ini sebagai pemalas, padahal si anak tengah berjuang bertahan dari nestapa yang begitu dalam…
Terbukalah mata dan hati guru itu. Selesai jam sekolah, guru itu menyapa si anak:
“Bu guru kerja sampai sore di sekolah, bagaimana kalau kamu juga belajar mengejar ketinggalan, kalau ada yang gak ngerti nanti Ibu ajarin,”

Untuk pertama kalinya si anak memberikan senyum di wajahnya.

Sejak saat itu, si anak belajar dengan sungguh-sungguh, prepare dan review dia lakukan di bangkunya di kelasnya.

Guru itu merasakan kebahagian yang tak terkira ketika si anak untuk pertama kalinya mengacungkan tanganya di kelas. Kepercayaan diri si anak kini mulai tumbuh lagi.

Di Kelas 6, guru itu tidak menjadi wali kelas si anak.

Ketika kelulusan tiba, guru itu mendapat selembar kartu dari si anak, di sana tertulis. “Bu guru baik sekali seperti Bunda, Bu guru adalah guru terbaik yang pernah aku temui.”

Enam tahun kemudian, kembali guru itu mendapat sebuah kartu pos dari si anak. Di sana tertulis, “Besok hari kelulusan SMA, Saya sangat bahagia mendapat wali kelas seperti Bu Guru waktu kelas 5 MI. Karena Bu Guru lah, saya bisa kembali belajar dan bersyukur saya mendapat beasiswa sekarang untuk melanjutkan sekolah ke kedokteran.”

Sepuluh tahun berlalu, kembali guru itu mendapatkan sebuah kartu. Di sana tertulis, “Saya menjadi dokter yang mengerti rasa syukur dan mengerti rasa sakit. Saya mengerti rasa syukur karena bertemu dengan Ibu guru dan saya mengerti rasa sakit karena saya pernah dipukul ayah,”

Kartu pos itu diakhiri dengan kalimat, “Saya selalu ingat Ibu guru saya waktu kelas 5. Bu guru seperti dikirim Tuhan untuk menyelamatkan saya ketika saya sedang jatuh waktu itu. Saya sekarang sudah dewasa dan bersyukur bisa sampai menjadi seorang dokter. Tetapi guru terbaik saya adalah guru wali kelas ketika saya kelas 5 MI.”

Setahun kemudian, yang datang adalah surat undangan, di sana tertulis satu baris,

“Mohon duduk di kursi Bunda di pernikahan saya,”

Guru pun tak kuasa menahan tangis haru dan bahagia
-------'----

Kalau hati bapak ibu  bergetar membaca cerita ini,boleh bapak ibu share ke semua orang terutama kepada guru/pendidik....dan kepada orang yg seharusnya bisa mendidik.... karena keikhlasan mampu menggetarkan dunia..

Friday, July 7, 2017

Kata Pak Ustad Tidak Boleh, Mendoakan Orang Agar Mati

Jamaah : Tanya tadz, hukumnya menikah dengan teman sekantor itu bagaimana..?
Ustadz  : Islam memang membolehkan nikah lebih dari 1,tapi yo ora njur sekantor mbok rabi kabeh, opo kowe ora bingung yen golek  jamune...?

Jamaah : Lha kalau nikah sama anak yang masih kuliah pripun tadz...?
Ustadz  : Boleh, tapi kalo bisa nikahnya pas sudah pulang kuliah wae, jangan pas di kampus lagi kuliah, ben gak ngganggu dosen karo mahasiswa liyane...

Jamaah : Sekarang kalo adzan nggak boleh muni banter -banter ya, tadz..??
Ustadz  : Gak cuman saiki, wiwit biyen gak oleh muni banter banter, adzan ki yo takbir munine Allahu Akbar x4 lan sak teruse, ora gembar-gembor muni "banter banter", ditapuki wong sak kampung kowe ngko..

Jamaah : Terus hukume ndongakne wong mati, pripun tadz?
Ustadz  : Jelas ra oleh... Sing bener ki ndongakne wong dowo umure, lancar rizkine seger kewarasan utowo tetep iman lan taqwa ne... Ojo malah di dongakke mati.. Ngerti wonge di KAPLOK KAPLOK kowe...  Lha kae kang paimin, kono neng ngarepane ndang dongakke mati... Nek ora di pisuhi ngko..!!!!

Jamaah : Hukume salaman bar sholat pripun tadz??
Ustadz  : Yo ora popo, wong bar sholat... Bar sholat ki arep nguyuh, ngising yo oleh, sing gak oleh bar sholat terus ijol sandal..... koyo kelakuanmu nek jum'atan..

Jamaah : Lha nek sholat sarungan pripun tadz???
Ustadz  : Batal, wong sholat kok sarungan.. sing bener ki sarungan dhisik lagi sholat....
Mulane kowe nek sarungan sing kenceng, ben gak mlorot pas sholat disabuki, opo taleni rafia..!!! ojo koyo cah TK...!!!

Jamaah : Aku takon kok sirahku malah tambah ngelu tadz???

Penyesalan Seorang Suami Setelah Berpisah Dengan Istrinya

*Seorang suami menyesal setelah berpisah dengan istrinya hanya gara gara izin nikah lagi gak di izinkan,
 lalu dia beranikan menelpon mantan istri tercinta yang dulu jadi kembang desa.*

*"Sayang, maafkan aku. Aku mau rujuk padamu."*

*Istrinya menjawab, aku tetep gak mau di madu kang Mas, sakit rasanya "
Suami : aku gak jadi nikah sayang, ternyata dia sudah 12 X jadi janda. Aku masih sayang padamu"

Istri : Di dekatmu ada gelas?"*

*Suami: "Hah, gelas!!!!, buat apa sayang? Tidak ada. Kenapa emangnya?"*

*Istri: "Kalau begitu pergi ke dapur dan ambil gelas sekarang." (Dengan nada sedikit esmosi)*

*Suami: "Kayaknya kamu udah gak beres. Tapi demi rujuk kembali padamu gak apa-apa, aku ambilkan sayang. "*

*Setelah si suami mendapatkan gelasnya dia bilang ""UDAH SAYANG, UDAH DAPET GELASNYA" trus digimanain gelas ini?*

*"Istri: "Lemparkan gelas itu ke lantai. ("Istri Sedikit membentak.")*

*"Suami: "Oke...oke...sudah saya lempar sekeras kerasnya ke lantai sayang."*

*Istri: "Sekarang kembalikan gelas itu seperti semula, gak mungkin bisa kan?? Begitu juga hatiku kang Mas. Terlalu sakit"*

*"Suami: "Gelasnya tidak pecah sayang, karena gelas plastik."*

*"Istri: "I-iiiiiiiiih...kang Mas curang...yaa udah cepetan jemput aku...udah kelamaan gak dipake "*

Tiga Perbedaan Surat Al-Ikhlas

Tolong Cari Perbedaan 3 Ayat Surah Al Ikhlas dibawah ini. Yang cermat ya.
---------------------------------------------

Bismillahirahmannirrahim...
1. Qul Huwallahu Ahad; Allahus-Samad; Lam Yalid Walam Yulad; Walam Yakul Lahu Kufuwan Ahad.
---------------------------------------
2. Qul Huwallahu Ahad; Allahus-Samad; Lam Yalid Walam Yulad; Walam Yakul Lahu Kufuwan Ahad.
-------------------------------------
3. Qul Huwallahu Ahad; Allahus-Samad; Lam Yalid Walam Yulad; Walam Yakul Lahu Kufuwan Ahad.
-------------------------------------
Jika tidak ada...



Selamat..Anda Baru saja Membaca 3 kaliπŸ‘πŸ‘πŸ‘
Surah Al Ikhlas..

"Barangsiapa Yang membaca Surah Al Ikhlas 3 kali, pahalanya sama seperti
Membaca Al Quran 30 Juz"

--------------------------------------
Share lagi yaa.. supaya sahabat anda mendapat pahala dengan mudah...

Thursday, July 6, 2017

Kisah Renungan Tentang Rejeki/Rizki

Renungan Malam*

Seorang bapak kira-kira usia 65 tahunan duduk sendiri di sebuah  lounge bandara Halim Perdana Kusuma, menunggu pesawat yang akan menerbangkannya ke Jogja.
Kami bersebelahan hanya berjarak satu kursi kosong.
Beberapa  menit kemudian ia menyapa saya.

_“Dik hendak ke Jogja juga?”_

_“Saya ke Blitar via Malang, Pak. Bapak ke Jogja?”_

_“Iya.”_

_“Bapak sendiri?”_

_“Iya.”_ Senyumnya datar. Menghela napas panjang._“Dik kerja dimana?”_

_“Saya serabutan, Pak,”_ sahut saya sekenanya.

_“Serabutan tapi mapan, ya?”_ Ia tersenyum. _“Kalau saya mapan tapi jiwanya serabutan.”_

Saya tertegun. _“Kok begitu, Pak?”_

Ia pun mengisahkan, istrinya telah meninggal setahun lalu. Dia memiliki dua orang anak yang sudah besar-besar. Yang sulung sudah mapan bekerja. Di Amsterdam. Di sebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia.  Yang bungsu, masih kuliah S2 di USA.

Ketika ia berkisah tentang rumahnya yang mentereng di kawasan elit Pondok Indah Jakarta, yang hanya dihuni olehnya seorang, dikawani seorang satpam, 2 orang pembantu dan seorang sopir pribadinya, ia menyeka airmata di kelopak matanya dengan tisue.

_“Dik jangan sampai mengalami hidup seperti saya ya. Semua yang saya kejar dari masa muda, kini hanyalah kesia-siaan. Tiada guna sama sekali dalam keadaan seperti ini. Saya tak tahu harus berbuat apa lagi. Tapi saya sadar, semua ini akibat kesalahan saya yang selalu memburu duit, duit, dan duit, sampai lalai mendidik anak tentang agama, ibadah, silaturrahmi dan berbakti pada orang tua._

_Hal yang paling menyesakkan dada saya ialah saat istri saya menjelang meninggal dunia karena sakit kanker rahim yang dideritanya, anak kami yang sulung hanya berkirim SMS tak bisa pulang mendampingi akhir hayat mamanya gara-gara harus meeting dengan koleganya dari Swedia. Sibuk. Iya, sibuk sekali…. Sementara anak bungsu saya mengabari via WA bahwa ia sedang mid - test di kampusnya sehingga tidak bisa pulang...”_

_“Bapak, Bapak yang sabar ya….”_
Tidak ada kalimat lain yang bisa saya ucapkan selain itu.

Ia tersenyum kecut.
_“Sabar sudah saya jadikan lautan terdalam dan terluas untuk membuang segala sesal saya dik..._
_Meski telat, saya telah menginsafi satu hal yang paling berharga dalam hidup manusia, yakni sangkan paraning dumadi. Bukan materi sebanyak apa pun. Tetapi, dari mana dan hendak ke mana kita akhirnya. Saya yakin, hanya dari Allah dan kepada-Nya kita kembali. Di luar itu, semua semu. Tidak hakiki..._

_Adik bisa menjadikan saya contoh kegagalan hidup manusia yang merana di masa tuanya….”_

Ia mengelus bahu saya –saya tiba-tiba teringat ayah saya.
Spontan saya memeluk Bapak tsb..
Tak sadar menetes airmata..
Bapak tua tersebut juga meneteskan airmata....

 *kejadian ini telah menyadarkan aku, bahwa mendidik anak tujuan utamanya harus shaleh bukan kaya. Tanpa kita didikpun rejeki anak sudah dijamin oleh Tuhan, tapi tidak ada jaminan tentang keimanannya, orang tua yg harus berusaha untuk mendidik dan menanamkannya.*

Di pesawat, seusai take off, saya melempar pandangan ke luar jendela, ke kabut-kabut yang berserak bergulung-gulung, terasa diri begitu kecil lemah tak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya...

*HIDUP ITU SEDERHANA SAJA.
MENCARI REZEKI JANGAN MENGEJAR JUMLAHNYA TP KEJAR BERKAHNYA*

Ada Banci Ziarah Kubur Bertemu Pak Ustad, Ngakak deh

*BANCI Ziarah kubur*
    
    Seorang banci melakukan ziarah kubur, sementara itu dimakam sebelahnya ada pak haji yg juga melakukan ziarah..
    
    Setelah selesai ziarah, banci tersebut menghampiri Pak Haji ...
    
    *Banci* : "Pak Haji.. maaf ganggu nie... Akika mau tenyong, boleh dongse?"
    
    *Pak Haji* : "Oh, silahkan apa yg mau kamu tanyakan ?"
    
    *Banci* : "Pak Haji kalau cewe metong kan disebut *ALMARHUMAH*, kalo lekong metong disebut *ALMARHUM*... Kalo banci macem Akika metong ntar disebut apa dongse ?"
    
    *Pak Haji* terdiam sejenak, sambil garuk2 kepala ...
    
    *Pak Haji* : "hhhmm... kalo banci yg meninggal mungkin disebut *ALUMUNIUM* kaliii ya."
    !
    *Banci*: "Hellllloooowwww ..pllliisss dong aah, pak Hajiii ...Akika *BANCI* bukan *PANCI* ."!!!!

Ini Nih Daftar Urutan Grade Sholat Kita

LIMA GRADE SHOLAT

Grade E
Ketika adzan, biasa saja,  sedang memasak terus memasak, sedang berfacebookan terus berfacebookan, sedang nonton TV, terus nonton tv dan seumpamanya

Grade D
Ketika adzan berkumandang, dia kecilkan suara tv, kecilkan suara radio, tetapi tetap terus beraktifitas, tidak siap2 untuk sholat.

Grade C
Ketika adzan berkumandang, terus berwudhu dan sholat.

Grade B
Ketika adzan, terus berwudhu' dan menuju ke masjid/musholla.πŸ•Œ

Grade A
Ketika adzan, sudah berada di masjid dalam keadaan berwudhu', dan bersiap untuk sholat.πŸ•Œ

Yang manakah grade sholat Kita❓
Kalau ujian kita menginginkan grade A ..

Sholat seperti apa? Ingatlah.! sholat adalah hal no. 1 yang akan ditanya oleh Allah swt di hari perhitungan nanti bknnya hasil ujian !
Sholat terjaga insyaAllah yang lain pun bersama-sama kita seimbangkan hal dunia & hal akhirat.